Sabtu, 14 Januari 2012

Lopis Istimewa dari Sang Penerus Bangsa

Rasanya tidak berlebihan jika kata-kata penerus Bangsa itu aku sematkan pada sejumlah anak-anak SD yang ada di sekitar bantaran kali Ciliwung, Rawajati Jakarta Selatan. Anak-anak yang berjumlah tidak lebih dari 10 orang itu, dan kadang bertambah juga berkurang, terus bersemangat mengikuti pelajaran bahasa Inggris yang aku sampaikan. Siang ini, kala hujan kembali membasahi bumi Jakarta, aku pun melangkahkan kaki menyusuri jalan untuk kembali bertemu dengan wajah-wajah polos nan semangat itu. Tepat pukul 14.00 WIB, aku sampai di sebuah musholla nan sederhana, tempat kami berbagi ilmu, belajar, bercanda hingga bercerita tentang hobi dan keluarga masing-masing.

Seperti hari-hari lainnya, mereka sangat antusias menyambutku ketika aku datang. Sejurus kemudian, mereka langsung menyalamiku dan menanyakan ke mana saja aku seminggu ini. Ya, sabtu dan minggu lalu aku memang tidak menyambangi mereka karena pergi ke kota Solo, kota yang terkenal dengan lagu ‘Bengawan Solo’-nya dari sang maestro, Gesang.
Meski suasana nampak seperti hari biasanya, namun ada yang berbeda siang itu. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa ada kejutan spesial untuk Miss Ana, begitulah mereka biasa memanggilku. Saat aku masuk, salah satu dari mereka menyodorkanku satu kotak lopis untuk dibawa pulang. ‘Miss, ini ada kue dari aku buat Miss Ana, di makan yaaa’, ujar salah satu anak muridku yang masih duduk di kelas satu SD. Raut wajahnya yang polos dan semangat nya untuk terus ikut belajar, membuatku bangga sekaligus gemas melihat tingkahnya yang lucu. Meski ia belum paham apa arti kosa kata yang diteriakkan oleh kakak-kakak- nya di kelas empat, lima bahkan enam SD, ternyata tidak menyurutkan langkah kaki nya untuk datang ke musholla. Aku pun mengucap kata terimakasih padanya dan seluruh anak-anak yang hadir kala itu. Rasa haru dan senang bercampur jadi satu karena menerima bungkusan kue lopis itu. Mungkin harga kue lopis itu tidak seberapa. Sang anak pun mengaku bahwa keluarga nya membeli kue lopis itu di sebuah pasar tradisional. Namun bagiku, kue lopis itu mempunyai rasa yang lebih enak dan istimewa daripada aneka macam roti terkenal yang ada di toko-toko kue modern. Bukan karena gratis lho ya, hehe. Melainkan karena kue itu adalah kue pemberian muridku yang selalu semangat dalam belajar dan menulis kosa kata bahasa Inggris yang ku tulis.

Ya Rabb, mudah- mudahan kelak anak-anak nan cerdas, semangat serta baik hati ini, kelak bisa menjadi penerus bangsa nan handal. Aku pun teringat pada salah satu pertemuanku dengan mereka di awal bulan Januari. Saat itu, mereka menceritakan padaku akan cita-cita dan keinginan mereka setelah dewasa nanti. Beberapa diantaranya sangat menginginkan menjadi dokter, guru, petani yang kaya hingga artis ibukota. Waaah, seraya tersenyum bangga mendengarkan paparan mereka, aku pun berdoa dalam hati, mengharap Allah selalu melindungi dan menuntun mereka agar tetap berada dalam kebaikan. Semoga kelak cita-cita mereka tercapai. Amin.
Tidak cukup sampai di situ, antusiasme mereka berlanjut hingga pelajaran di mulai. Setelah aku mengajukan beberapa pertanyaan guna mengulang pelajaran lalu, mereka pun memintaku untuk menuliskan beberapa pertanyaan di atas papan tulis. Rasa banggaku hadir ketika banyak diantara mereka yang dapat menjawab pertanyaan yang kuajukan. Subhanallah... lengkap sudah kebahagiaanku diakhir pekan ini. Pancaran semangat plus satu bungkus kue lopis lengkap dengan gula jawa nya, menjadi teman setiaku selama dalam perjalanan pulang di senja hari ini. Terimakasih Ya Rabb, atas ragam anugerah terindah yang Engkau tiupkan di tiap detik kehidupan yang kujalani.

Jakarta, 14 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar