Kamis, 05 Januari 2012

Menanti Detik-detik Sebuah Perjalanan

Senyumku mengembang setelah berhasil mendapatkan tiket kereta api Senja Utama Yogya Tujuan Jakarta-Yogyakarta untuk Jum'at, 06/01/12 ini. Awal pencarianku akan sebuah tiket kereta api, memang bukan untuk tujuan Jakarta-Yogyakarta, melainkan Jakarta-Solo. Rasa kecewa pun hadir ketika aku mengetahui bahwa seluruh tiket menuju kota yang terkenal dengan lagu 'Stasiun Balapan' itu, ludes terjual. Sesaat aku pun berfikir dan menelfon teman baikku yang akan aku temui di kota Solo nanti. Akhirnya, jalan keluar kudapati, aku membeli satu tiket perjalanan ke Yogyakarta yang kemudian kulanjutkan menuju Solo, setibanya di stasiun Tugu Yogya nanti. Alhamdulillah, jatah liburan tahun baru ini masih berpihak padaku. Ternyata masih ada dua kursi kosong untuk perjalanan menjelang akhir pekan itu.

Solo, kota sejuta kenangan. Sungguh, rasanya aku tidak sabar menanti detik-detik perjalanan ini. Menjelajahi pulau Jawa yang salah duanya adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur sebenarnya bukan hal asing bagiku. Ayahku yang berasal dari Losari, Brebes, dekat perbatasan Cirebon itu, membuatku tidak asing dengan Jawa Tengah. Cirebon, Semarang, Brebes hingga DI Yogyakarta pun sering ku kunjungi. Adapun Jawa Timur, Alhamdulillah aku bisa merasakan nikmatnya berada di sebuah daerah yang bernama Mantingan, Ngawi. Selain itu, aku pun pernah menginjakkan kaki di Ponorogo dan Malang. Namun, entah mengapa, beda rasanya ketika mengetahui bahwa dalam bilangan jam aku akan melihat kota Solo kembali, setelah kurang lebih 9 tahun tak bertemu. Kota cantik yang saat ini tengah booming dengan mobil Esemka nya itu, kota yang mempunyai seorang walikota nan hebat seperti Joko Widodo atau yang akrab dipanggil dengan Jokowi serta kota yang di beberapa titik wilayahnya saat ini juga tengah terendam banjir.

Perkenalanku dengan Solo dimulai pada tahun 1997. Saat itu aku baru saja menamatkan pendidikan Sekolah Dasar ku di Jakarta. Aku pun mendaftarkan diri di salah satu pesantren yang ada di Solo, yaitu As-Salam. Nampaknya aku tidak berjodoh dengan As-Salam. Selain merasa tidak betah, aku tidak lulus di beberapa mata pelajaran ujian masuk As-Salam. Sepertinya Allah menggariskan jalan hidup yang lain. Akhirnya aku pun bertolak ke pondok modern Darussalam Gontor Puteri, Mantingan Ngawi Jawa Timur. Suatu saat, ketika aku menjadi pengurus OPPM (serupa OSIS), aku pun mengantongi izin untuk pergi ke Solo guna membeli beberapa keperluan organisasi. Saat itulah aku merasakan suasana Pasar Klewer, melihat keramaian stasiun Solo Balapan dan juga melihat beberapa koleksi bahan-bahan baju nan indah.

Sebuah perjalanan selalu menyenangkan. Perjalanan bisa menambah wawasan, memetik hikmah kehidupan dan juga tentunya silaturahmi, bertemu teman lama se-Indonesia. Itulah yang kusyukuri dari sebuah jalinan persahabatan abadi ala Pondok Modern Gontor. Di manapun kami singgah di bumi pertiwi ini, selalu saja ada sahabat lama yang bisa ditemui. Jangankan di Indonesia, ketika aku memutuskan untuk melakukan wawancara tesisku di Kuala Lumpur, beberapa teman dekat dan terkasih ku, yang juga jebolan Pondok Gontor Puteri, menyambutku dengan sambutan yang sangat hangat dan penuh kasih sayang. Aku pun menetap di asrama temanku, asrama salah satu Universitas terkemuka di Malaysia selama satu minggu. Subhanallah.. nikmatnya jalinan persahabatan.

Detik-detik perjalananku melakukan silaturahmi dan mencari pengalaman lagi di kota Solo semakin dekat. Semoga aku bisa bercerita lebih tentang seluk beluk kota Solo masa kini pada teman-teman. Tentunya sangat menarik saat mengetahui kondisi pariwisata, perekonomian dan perpolitikan di kota Solo. Semoga.

6 Januari 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar